151 . Pertanyaan dari Member :
Dear Bapak/Ibu
Saya adalah seorang mahasiswi tingkat akhir. Sebentar lagi saya akan menghadapi kelulusan dan ini membuat saya sangat cemas, karena saya merasa betul mengenal passion saya. Selama keberjalanan kuliah, saya merasa tidak cukup berkembang. Hal ini karena ketakutan dalam diri saya dalam menghadapi hari.
Saya sering tidak fokus saat di kelas. Hal yang buruk saya lakukan seperti menunda tugas, bahkan kadang-kadang karena alasan yang saya tidak mengerti saya pernah beberapa kali melewatkan kelas, tidak mengumpulkan tugas,menunda pekerjaan Tugas Akhit, lalu memilih tidur, atau berjalan-jalan sendirian, dengan perasaan cemas.
Saya seperti tidak mengenal diri saya lagi seperti dulu. Dulu saya berani bermimpi, apalagi saat lulus SMA dan memilih berkuliah di Kota yang berbeda dr Kota tempat tinggal saya. Saat itu, saya percaya diri bahwa saya akan bisa mengambil banyak kesempatan yang bertebaran di kampus saya ini. Tapi, rasanya saya menyia-nyiakan kesempatan itu. Sementara, teman2 saya sudah banyak berkembang.
Saya sedih. Dan saya mudah iri. Lalu menyalahkan diri sendiri. Rasanya karena dahulu saya cukup berprestasi dan saya senang dg pencapaian saya. Dulu saya sangat teratur, saya senang menyelaesaikan tugas, saya cukup melakukan hobi saya, dan saya optimis.
Dulu saat kelulusan SMA, orang tua saya berpisah. Rasanya saya bisa menerimanya karena memang itu yg terbaik. Nyatanya, saya masih terbayang dan iri dengan teman2 yang berkembang menjadi sosok yang percaya diri dengan kepribadian mereka. Dari dulu memang saya pemalu, kurang percaya diri juga. Tapi dulu saya bisa mengatasinya, saya bisa berprestasi dg sangat baik. dan dalam hati, saya beryukur dan bangga saya bisa memperolehnya.
Kini saya menyadari bahwa saya sangat tidak mengenal diri saya dengan baik. Saya berubah. Saya menunda tugas, sering takut pada hal yang tidak perlu, dan pesimis. Dengan sifat saya seperti ini, tidak mudah rasanya membanyangkan masa depan yang cemerlang. Karena, setiap ada kesempatan, rasa takut dan bayangan gagal lah yang pertama muncul.
Saya belum mengenal bakat saya, saya ingin sekali menemukan potensi saya. Saya ingin dapat mengatasi kecemasan saya dan berprestasi. Saya akui saya gagal emncapai mimpi saya yang saya tuliskan saat lulus SMA. Saya tidak bisa menulis kelebihan atau potensi apa yang saya miliki seperti saat dulu saya berani menuliskannya. Dan saya berpikir, jika saya tidak berubah, saya akan jadi apa? :(
Bagaimana saya harus memaafkan diri saya dan menerima kegagalan saya saat ini? Saya ingin menjadi hidup, kembali berani bermimpi, percaya diri, dan mengenal potensi.
Terimakasih banyak atas bantuan yang diberika Bapak/Ibu
Salam
Hallo Mbak,
Saya lihat perubahan yang Anda rasakan mulai terjadi sejak masalah perceraian orangtua dan ketika Anda memilih untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Mungkin saat itu Anda merasa kehilangan sumber yang dapat memberikan rasa aman sehingga muncul rasa cemas yang mengganggu pikiran Anda. Masalah yang Anda hadapi memang cukup kompleks untuk dijelaskan secara singkat. Apakah dulu Anda berusaha untuk terus berprestasi dengan tujuan menyenangkan dan membanggakan kedua orangtua Anda? Jika ya, wajar saja semangat Anda menurun ketika mereka bercerai karena Anda menganggap apa yang telah Anda perbuat tidak cukup untuk membahagiakan mereka. Seseorang yang memiliki semangat dan ambisi pasti memiliki ”tujuan”. Dalam hal ini, Anda mungkin merasa tidak lagi memiliki ”tujuan” tersebut. Sedikit membantu, Anda dapat melakukan relaksasi untuk meregulasi kecemasan yang Anda rasakan. Langkah-langkah relaksasi dapat dilihat pada link ini http://konsultasipsikiater.com/article_det-26-mengatasi-kecemasan-dengan-relaksasi.html
Di sisi lain, kecemasan yang Anda rasakan pasti memiliki penyebab. Saran saya, lakukanlah asesmen dan konsultasi psikologi untuk mengetahui konflik yang terjadi di dalam diri Anda. Terapi yang dilakukan oleh psikolog akan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan psikologi Anda. Jika memang Anda terlihat membutuhkan terapi psikotropika, psikolog akan merujuk Anda ke psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Yang terpenting, Anda harus berkomitmen dalam terapi sehingga hasil yang dicapai pun optimal. Jika Anda ingin melakukan tes bakat dan minat untuk melihat potensi diri, lakukanlah setelah Anda melakukan terapi. Karena, jika Anda melakukan tes bakat dan minat dalam kondisi sekarang, kemungkinan besar hasil tes yang muncul kurang sesuai bahkan membingungkan. Bila Anda sudah siap untuk melakukan terapi, Anda dapat menghubungi klinik kami di 021 5609432 untuk membuat janji temu.
Semoga bermanfaat
152 . Pertanyaan dari Member :
saya mempunyai masalah di kantor,
saya memiliki mood yang kadang naik turun, bisa sesaat saya merasa senang tapi bisa saat berikutnya saya merasa sedih, dengan mood saya yang tidak stabil dan saat di kantor saya sedang mengalami masalah terkadang teman - teman suka menggoda dan mengolok - olok saya, dan saya tidak bisa membalas godaan mereka yang ada saya menjadi sangat kesal dan suka timbul dalam pikiran saya ingin menyakiti teman - temang yang mengolok - olok saya.
yang menjadi pertanyaan saya bagaimana saya harus bersikap mengahadapi teman - teman yang suka mengolok olok saya dan apakah pikiran yang timbul dalam diri saya untuk menyakiti mereka bisa berbahaya ? bagaimana mengatasinya ?
mohon sarannya.
terima kasih
Hallo Ibu,
mengenai masalah Anda, masih banyak yang harus diketahui sebelum menentukan diagnosa dan jalan keluar yang sesuai. Informasi tersebut antara lain: Sejak kapan mood yang naik turun itu terjadi? berapa lama biasanya perubahan mood terjadi dan apakah perubahan mood tersebut memiliki penyebab atau terjadi tanpa sebab? Selain itu, pada umumnya wanita akan mengalami perubahan siklus hormonal setiap bulan (menstruasi) yang juga berpengaruh terhadap perubahan mood. Apakah perubahan mood yang Anda rasakan terjadi saat memasuki masa PMS dan menstruasi?
Untuk menanggapi perilaku teman-teman sekerja Anda, ada baiknya segera menyatakan dengan tegas bahwa apa yang Anda alami tidak pantas untuk diperolok dan tunjukkan bahwa Anda tidak suka diperlakukan seperti itu. Jangan hanya memendam perasaan dan pemikiran Anda, karena bisa jadi teman-teman terus mengejek Anda karena menganggap Anda tidak terganggu atas perilaku mereka. Selain itu, jangan sampai pemikiran untuk menyakiti teman-teman Anda berkembang menjadi perilaku nyata. Pertimbangkan kembali dampak positif dan negatif yang dapat menimpa Anda sehingga Anda dapat terhindar dari hal-hal yang disesali di kemudian hari. Dari pada terus memikirkan untuk menyakiti mereka, lebih baik Anda mencari jalan untuk meluruskan masalah dengan teman-teman Anda.
Terapi yang diberikan bagi penderita gangguan mood berbeda-beda tergantung frekuensi dan intensitas perubahan yang dirasakan. Pada umumnya, terapi psikologi akan membantu seseoang dengan gangguan mood untuk mengenali pemicu, gejala-gejala awal perubahan mood, dan beberapa teknik untuk mengontrol diri saat perubahan mood terjadi. Pada kasus-kasus yang berat, dibutuhkan terapi psikotropika mood stabilizer dari psikiater, berdampingan dengan terapi psikologi. Jika perubahan mood Anda dirasa sangat mengganggu aktivitas harian, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri dengan psikolog atau psikiater.
Semoga bermanfaat.
153 . Pertanyaan dari Member :
Selamat siang Dok, saya mempunyai suami yang belakangan ini selalu mencurigai saya telah berselingkuh dengan saudara dan om-om nya. Dan suami saya merasa mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa saya setiap malam selalu keluar untuk "melayani" laki-laki lain. Sehingga hampir setiap malam suami saya sulit tidur karena berjaga, takut saya keluar rumah ataupun "dikerjai" laki-laki lain sewaktu dia tertidur.
Hampir setiap hari suami saya menuntut saya untuk menjawab dengan jujur apakah saya sudah berselingkuh dengan banyak orang. Dan bila saya bersikeras menjawab tidak, maka dia akan marah dan bersikap kasar terhadap saya.
Dulu Ayah mertua saya pun pernah melakukan hal yang sama dengan menuduh dan mengatakan istrinya sebagai pelacur dan melakukan KDRT terhadap istri dan anaknya semasa kecil( suami saya ).
Apakah suami saya menderita paranoid? Bagaimana cara saya menghadapi suami saya,terutama saat dia mulai kambuh dengan pertanyaannya? Suami saya tidak mau berobat. bagaimana caranya untuk dapat mengajak dia ke dokter? Apakah dengan pijat dapat menghilangkan penyakitnya?
Terima kasih atas perhatiannya.
Halo Ibu,
Terima kasih telah mau berbagi permasalahan ibu dengan kami. Jika dilihat dari gejala curiga dan adanya halusinasi suara yang mempengaruhi suami ibu, sepertinya memang terdapat gejala psikotik. Namun, untuk menegakan suatu diagnosa skizofrenia paranoid memang tidak sesederhana itu. Masih banyak informasi yang harus diketahui untuk memperkuat penegakan diagnosa (contoh: penggunaan zat-zat tertentu sebelum gejala muncul; apakah gejala yang muncul sudah terjadi selama 6 bulan?). Ada baiknya untuk memeriksakan kondisi suami ibu kepada Psikiater. Jika memang Ibu kesulitan untuk mengajak suami, Ibu dapat mewakili konsultasi terlebih dahulu. Ibu dapat membuat janji temu dengan menghubungi klinik kami di 0215609432. Jika memang gejala yang ditunjukkan suami ibu memiliki risiko yang besar untuk membahayakan diri sendiri maupun orang lain, kami memiliki fasilitas untuk menjemput suami ibu agar segera mendapatkan penanganan langsung serta rehabilitasi.
Gejala psikotik tidak dapat disembuhkan dengan terapi alternatif ataupun terapi pijat. Untuk dapat mengendalikannya, memang membutuhkan obat-obat psikotropika yaitu obat antipsikotik yang berguna untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan serotonin di otak. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan psikotropika harus diawasi oleh dokter spesialis jiwa (psikiater) agar tidak terjadi ketergantungan ataupun ketidaksesuaian dosis.
Untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh suami, memang tidak banyak yang dapat dilakukan. Jika memang waham (keyakinan yang salah tidak sesuai kenyataan tetapi tak dapat dikoreksi) kecurigaan terjadi, jawaban dan bukti apapun tidak akan dapat mengatasi pikiran curiga yang dimiliki oleh suami ibu. Obat-obat antipsikotik yang dapat membantu suami ibu untuk menekan pikiran curiga dan halusinasi suara yang ia alami. Setelah halusinasi dan wahamnya berkurang konseling dan psikoterapi baru efektif untuk mengubah pola pikir dan pandangannya yang keliru.
Semoga bermanfaat