121 . Pertanyaan dari asri liza :
Saya perempuan berumur 22tahun. Beberapa waktu lalu saya coba2 cari tau tentang ADHD, OCD,gangguan kecemasan, dan bipolar dari internet. Sudah dari kecil saya merasa diliputi pikiran/bayangan di dalam otak saya yg ganggu dan muncul terutama ketika saya ngobrol dengan org lain. beberapa bulan ini saya merasa lebih sering timbul bayangan di dlm pikiran saya ketika berinteraksi dgn org lain terutama laki laki. Kadang juga saya merasa terlalu nervous sampe gak bisa dikendalikan, Gemetar dan jantung saya berdebar. Saya juga susah banget beradaptasi sama orang dan lingkungan baru. Saya sampai dibilang terlalu pendiam. Tapi ketika sudah dekat dan saya rasa sudah beradaptasi saya akan enjoy dgn lingkungan tsb. Saya gak terlalu mikirin hal ini sampe saya rasa bayangan2 di dalam otak saya ini benar2 ganggu. Apakah bisa dibilang saya ini punya anxiety disorder dok? Saya rasa saya gak punya trauma masa kecil, saya jugak gak merasa punya perilaku kompulsif. Haruskah saya konsultasikan diri saya ke psikiater dok ? Terimakasih dokter sebelumnya
Dear Mbak,
Senang sekali kami mendengar bahwa Anda sudah berinisiatif mencari informasi mengenai gangguan yang Anda alami. Memang, dari cerita Anda, gangguan tersebut sudah mengarah pada OCD kategori predominan obsesive thought, mengingat tidak adanya perilaku yang kompulsif. Dan satu hal lagi, penegakan diagnosa tidak dapat dilakukan secara online dan demikian Anda pun harus melakukan konsultasi dengan psikolog/psikiater untuk mendapatkan diagnosa yang sah.
OCD memang bagian dari gangguan kecemasan, sehingga gangguan ini pun seringkali komorbid dengan gangguan kecemasan lainnya. Maksud dari komorbid adalah saling berhubungan. Seseorang yang mengalami OCD dapat saja merasa cemas bahwa gejala itu akan muncul, dan semakin ia cemas, simtom yang muncul pun semakin tinggi. Seringkali orang menghindari hal-hal yang memicu simtom OCD-nya, pada beberapa kasus memang menghindari bertemu orang lain yang mengacu pada fobia sosial.
Pada beberapa kasus OCD, memang tidak pernah ada trauma yang memicu onset dari gangguan. Gangguan tersebut terjadi karena adanya ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Maka dari itu, perlu adanya terapi psikotropika antidepresan dan adjuvant antipsikotik yang diawasi ketat oleh psikiater. Berdampingan dengan terapi obat, terapi psikologi (seperti behavioral, cognitive behavior therapy, paradoxical inatention, dll. yang disesuaikan dengan kriteria Anda) akan membantu mengatasi kecemasan hingga kemunculan gejala pun dapat terkendali. Psikoterapi bertujuan untuk membantu Anda menghadapi ketakutan Anda dan menguji irrational belief (keyakinan irasional) yang mendasari pikiran atau perilaku tersebut. Demikian, Secara sadar Anda pun akan menyadari bahwa "keyakinan irasional" Anda selama ini tidak terbukti. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., S.Psi, C.Ht
122 . Pertanyaan dari Member :
Saya dan suami sudah menikah 8 tahun per 2014 ini. Di tahun ke 5 pernikahan kami, suami saya selingkuh dengan teman kerja nya, dimana saya sedang sibuk membangun karir dan selalu marah tahun2 tsb, dan suami saya mungkin sedang sibuk dengan pertanyaan seputar kehidupan dan jati diri nya. Wanita ini adalah teman yang mempunyai pemikiran yang sama dengan suami saya dimana mereka tidak percaya thd tuhan, mempertanyakan jati diri, dan seputar kehidupan lainnnya. Saya sudah cukup berubah sejak kejadian ini, saya lebih memperhatikan suami namun suami saya sepertinya mempunyai masalah yang amat dalam. Dia masih mencari Tuhannya, dia masih berhubungan dengan wanita itu meski suami sudah tinggal bersama kami kembali (dia keluar rumah 2 tahun yang lalu). Kami mempunyai satu anak perempuan 7 thn. Sepertinya suami saya masih berharap cintanya bisa bersatu dengan wanita itu, shingga dia dirumah seperti seseorang yg tidak punya tujuan hidup. Sangat dingin thd saya dan tidak memberikan banyak waktu thd anak perempuannya meski saya tahu dia cukup sayang dengan anaknya. Suami saya tidak bisa "turn on" terhadap saya meski saya berpenampilan seperti apapun - iillfill. Saya tidak tahu harus bagaimana selain lelah dan capek. Day by day saya jalani dengan kekuatan Tuhan dan kepercayaan agama saya "apa yang sudah dipersatukan tuhan tidak bisa dipisahkan manusia" . Untuk mencari kawan bincang dengan suami saya, saya harus berhati hati karena suami saya amat keras kepala dan introvert.
Mohon bantuannya, thanks... :(
Dear Ibu,
Penghianatan dari orang yang dicintai memang meninggalkan luka yang sangat dalam. Kalau dari cerita Anda, semua yang Anda ceritakan hanyalah ”kesalahan” yang Anda lakukan hingga suami berselingkuh. Tetapi, apakah Anda mengetahui ”keinginan” suami Anda yang tidak dapat terpenuhi oleh Anda sejauh ini? Kami melihat kurangnya komunikasi dalam hubungan kalian dimana pasangan tidak dapat mengungkapkan pikirannya satu sama lain. Selain itu, pertimbangkan pula dampak perilaku suami terhadap perkembangan mental anak perempuan Anda. Ketiadaan hubungan emosional dengan ayah sama buruknya dengan ketiadakberadaan si ayah. Tanpa disadari, seorang anak akan mengobservasi perilaku orangtuanya. Dengan membiarkan hal demikian terjadi, anak Anda dapat saja menganggap perselingkuhan yang dilakukan oleh pria adalah hal wajar karena ia melihat seakan-akan Anda menerima keadaan suami. Segeralah melakukan konsultasi pasangan untuk memperbaiki pernikahan Anda karena terapis pun harus mendapatkan informasi dari suami, bukan hanya dari sudut pandang Anda.
Kami tahu bahwa ikatan pernikahan adalah sakral dan keputusan untuk bersama atau bercerai kembali kepada keputusan Anda sendiri. Namun, Anda perlu mempertimbangkan keselamatan Anda dan anak Anda. Kami hanya ingin mengingatkan, bila perilaku suami sudah mengarah pada tindak kekerasan, segeralah mencari perlindungan hukum.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., S.Psi, C.Ht
123 . Pertanyaan dari Hilda Nurul Fadillah :
Ceritakan Permasalahan Andaselamat malam dok,sudah beberapa bulan belakangan ini saya merasa aneh dengan diri saya. dan saya merasakan banyak perubahan yang saya rasakan,sampai saya tidak nyaman dengan diri sy sendiri dan keadaan yg seperti ini. tapi saya tidak mengerti kenapa sama diri saya dan apa yang sedang terjadi. saya pun bertanya-tanya. hampir 8 bulan saya merasakan perubahan. seperti menjadi pendiam, pemurung, susah tidur, emosi sangat tidak terkendali, makin sensitif, ga ada gairah hidup, kadang ada perasaan ingin mati saja. selama 8 bulan saya merasakan itu. kuliah saya semakin hancur dan saya memutuskan untuk berhenti dan ingin pindah jurusan saja. saya baru tau dan sadar 2bln belakangan ini setelah saya coba mencari tau tentang masalah sy. sy coba mencari tau, sampai akhirnya semua ciri-ciri itu termasuk gejala depresi. sampai akhirnya puncak kekacauan itu bulan lalu. sampai saya nekat untuk pergi dari rumah. selama 8 bulan belakangan ini saya rasakan dan alami. saya semakin jauh dan lebih tepatnya menjauh perlahan-lahan dari sekitar. teman kuliah,teman manapun.karna saya merasa asing ketika masuk di likungan dan dirumah pun sy perlahan-lahan menjauh dan menutup diri. lebih sering murung dikamar. dan merasakan lelah dan memendam perasaan yang ga jelas ini sendiri. saya coba konsul ke teman sy yg dokter umum. dia menyarankan saya tuk ke psikiater. tp sampai saat ini jg sy blm sempat dan biaya jg tuk konsul. semakin hari sy merasak semakin ga stabil dan sangat lelah menjalani ini sampai berbulan-bulan ini. saya ga pernah berani tuk bercerita atau menceritakan secara gambalang kepada siapapun dan orng tua sy. krn sy merasa percuma mereka ga ngerti posisi yg sy rasakan dan tidak bisa membantu. makanya sy lebih baik memendam nya sendiri tp sy ga kuat terus seperti ini. sy pernah bilang klo sy seperti ini karna depresi. itu setelah sy tau, tp mereka seperti ga percaya. dan sampai skrng pun mereka ga pernah coba tuk bawa sy ke dokter untuk konsul dan periksa. maka dr itu sy mencari tau dan mencari pertolongan sendiri lewat media mana pun yg bisa membantu persoalan saya. mohon bantuan nya dok, sy harus gmn?dan kemana?saya sudah sangat lelah. sampai kuliah sy hancur. dan sy seperti layangan putus yg ga ada arah tujuan, gairah pun ga ada sama sekali.
Dear Mbak,
dari cerita Anda, terlihat bahwa gangguan yang Anda alami mengarah pada gangguan depresi. Biasanya, gangguan depresi memiliki pemicu, apakah Anda mengenali kejadian atau keadaan yang memicu awal gejala tersebut? Umumnya, masyarakat awam seringkali menganggap remeh gangguan depresi hingga gangguan tersebut terlambat tertangani dan memburuk.
Penanganan pada gangguan depresi membutuhkan terapi obat antidepresan yang diawasi ketat oleh psikiater. Konsultasi pun harus dilakukan secara rutin agar dosis obat dapat sedikit demi sedikit dikurangi hingga individu dapat mengontrol diri secara mandiri tanpa bantuan obat lagi. Setelah individu dalam keadaan stabil, barulah terapi psikologi dapat dilakukan untuk membantu individu menggali permasalahan mereka dan melatih diri untuk mencegah kekambuhan kembali. Mengenai biaya, Anda dapat mendaftar BPJS dan melakukan konsultasi di RSJ atau RS Negeri yang memilikifasilitas konsultasi psikiater/psikolog dengan harga yang lebih murah. Jadi, janganlah ragu untuk segera mencari pertolongan.
Sekedar memperbaiki semangat, Anda dapat mencoba beberapa hal berikut. Depresi terjadi ketika seseorang menilai dirinya secara negatif. Lakukanlah hobi Anda atau hal-hal yang membuat Anda merasa berprestasi. Selain itu, ingatlah pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, rasakan apa yang Anda rasakan saat itu. Buatlah diri Anda terhanyut dalam khayalan Anda hingga Anda merasakan kembali kebahagiaan seperti yang Anda rasakan waktu mengalaminya. Terakhir, cobalah untuk berolahraga ringan. Olahraga dapat meningkatkan hormon endorfin yang merupakan hormon "bahagia". Melakukan hal-hal sederhana tersebut dapat membantu Anda meningkatkan rasa bahagia.
Semoga bermanfaat. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., S.Psi, C.Ht
124 . Pertanyaan dari Member :
Dok, knp yah sdh hampir 2 tahun ini saya merasa sulit konsentrasi, klu belajar terasa tidak msk di otak saya pdhl saya sdh srg membacanya. Semangat belajar ada tp prakteknya saya tdk melakukannya. Terkadang klu diberitau tiba2 saja saya bisa lupa, terkadang saya tau mau bilang apa tp untuk mengeluarkan kata2 sulit butuh wkt sktr 3mnt baru bs keluar. Tolong dibantu ya dok, terima kasih
Dear Ibu,
jika kesulitan untuk konsentrasi dan fokus baru dialami saat dewasa, biasanya gejala tersebut berhubungan dengan adanya depresi, apalagi jika semangat pun dirasa menurun. Kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata berhubungan dengan permasalahan pada proses pikir yang merupaka ciri awal dari berkembangnya gangguan psikotik. Jika memang depresi sudah berlangsung lama, dapat saja depresi tersebut sudah berlangsung lama dan sudah menunjukkan dampak pada proses pikir, dapat dikatakan bahwa apa yang Anda alami telah mengarah pada gangguan depresi dengan gejala psikotik. Coba kenali perasaan Anda, permasalahan Apa yang belum terselesaikan hingga membuat Anda tertekan? apakah ada perubahan lain yang Anda kenali (pola makan, pola tidur, pola aktivitas)? Saran kami adalah segera memeriksakan diri ke psikolog/atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang sesuai karena dikhawatirkan kondisi Anda semakin memburuk dan mempengaruhi fungsi sosial Anda.
Semoga bermanfaat. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., S.Psi, C.Ht
125 . Pertanyaan dari yobi nagoya :
dok beberapa minggu terakhir ini saya suka mengingat kejadian yang tidak menyenangkan pada saat saya masih kecil. padahal selama ini saya biasa2 aja dan kalo inget itu jg biasanya cuma nanggis. tp sekarang kok beda ya dok,ada perasaan yg aneh. keluarga saya bisa dibilang broken home,dari umur saya 8thn saya ga serumah sama ayah. saya diasuh sm mama dan nenek. itu krna ayah saya tinggal diluar kota. pada saat saya merasa kangen saya suka nanya mana papa?tapi mm saya selalu bilanh jgn ditanya lg kerja,trus kalo saya sedih atau nanggis ga boleh didepan papa atau ditlp nanggis ga boleh. mgkn dari itu saya suka memendam perasaan sampe sekarang. banyak kejadian yg seharusnya ga diliat anak kecil seusia saya pada waktu itu. tp saya biasa aja pada waktu itu seolah ga pernah terjadi. tp yg aneh tanpa ada sebab yg pasti saya suka dengerin lagu sedih dan nanggis sendiri trus saya suka ngelukain tangan pake silet. itu dimulai kelas tiga sekolah dasar sampe terakhir kali saya ngeberontak dirumah awal masuk kuliah thn 2011. tapi dok,dalam rentan waktu itu jarang saya kayak gitu ga setiap hari atau bulan . cuma pada saat saya ngerasa ga tau kenapa ada yg aneh dalam diri saya aja. terus sekarang kalo saya nntn film saya ngerasa kalo cerita di film itu sama kayak saya walaupun cuma beberapa film tp itu beneran mempengaruhi mood saya kayak sekarang. saya ga ngerti dok,saya jg suka browsing tentang gangguan jiwa gangguan kepribadian dan saya ngerasa kalo saya itu ada gangguan jiwa neurosis. dan dok saya ga bisa mengexpresikan apa yg saya rasain kayak sekarang. trus saya susah buat cerita sm orang,dan kalo saya cerita setiap masukkan orang itu kayaknya mereka ga ngertii saya. sekarang umur saya 21th . saya suka mikir kenapa saya kayak ini ? dok saya juga suka cemas ga karuan ga tau sebab yg jelas . apa ini dari olah pikir pikiran saya ? atau apa ? saya juga suka ada pergolakan dr dalam diri saya,kayak saya tu lg ngmg sm diri sendiri dan ada yg ngejawab. ntah itu hati nurani atau respon dr otak saya ,saya ga ngerti. sampe sekarang nilai akademis saya bagus malahan sangat memuaskan walaupun sekarang cenderung menurun. dok saya juga suka sakit di dada kayak sesek nafas itu dan tangan gemeteran kalo sya cerita tntg kejadian masa lalu . panjang banget ya dok cerita saya . tolong bantuan nya dok ,saya mau ke psikiater tp kayaknya saya ga perlu tp gimana gitu .
Halo,
Terima kasih telah berbagi cerita Anda kepada kami. Ya memang walaupun suatu perceraian sudah dipertimbangkan secara matang oleh orangtua demi kebaikan bersama, hal tersebut tetap memiliki dampak pada Anak yang saat itu tidak mengerti mengapa ia tidak boleh lagi bertemu dengan salah satu orangtua. Mereka mungkin saja menyalahkan diri mereka sendiri atas kepergian orangtuanya, “apakah saya nakal? Atau apakah ayah/ibu sudah tidak sayang saya lagi?”. Bila Anak tidak terbuka kepada orangtua ataupun orangtua tidak sensitif terhadap anak-anak yang dapat dikatakan sedang ”terpukul”, pemikiran tersebut pun terbawa hingga dewasa sehingga individu cenderung menyalahkan diri sendiri atas kegagalan atau bahkan sekedar kekhawatiran akan kegagalan belaka. Dari situ muncul rasa cemas dan keinginan untuk menyakiti diri, yang sering kali bermakna ”saya memang pantas untuk disakiti”.
Jika Anda merasa kesedihan yang Anda rasakan semakin sering terjadi belakangan, biasanya tanpa disadari, Anda sedang menghadapi suatu kejadian ”serupa” yang membawa Anda kembali pada kejadian yang tidak mengenakan tersebut. Coba Anda renungkan peristiwa apa yang sekiranya sedang Anda alami sekarang? Dan setiap Anda kembali merasa sedih, katakanlah dalam hati, ”saat itu saya merasa (sedih, kesal, kecewa, apapun yang Anda rasakan saat itu)”. Sadarilah bahwa kejadian tersebut sudah terjadi di masa lampau, bukan sedang Anda alami. Sekarang Anda telah dewasa dan dapat membuat pilihan Anda sendiri. Jika memang merasa rindu dengan ayah, Anda bisa menelepon atau bahkan mengunjunginya, bukan? Jika Anda pun ingin menangis, menangislah! Keluarkan segala emosi negatif hingga Anda dapat berpikir lebih jernih. Mengenai ”berbicara sendiri”, apakah maksud Anda seperti terdengar suara yang menjawab pemikiran Anda? Selain itu, apakah Anda merasa terkendali atas suara-suara tersebut? Rasa "asing" terhadap suara tersebut biasanya merupakan cikal bakal dari halusinasi suara. Untuk mencegah hal tersebut, segeralah berkonsultasi dengan psikiater agar mendapatkan terapi obat yang sesuai dengan kondisi Anda.
Perilaku menyakiti diri mengarah pada gangguan borderline, namun penegakan diagnosa tidak boleh dilakukan tanpa konsultasi psikolog/psikiater langsung. Selain itu, masih banyak informasi yang harus kami ketahui (contoh: hubungan pergaulan Anda, pandangan terhadap diri, tempramen, dan lain-lain). Konsultasi dengan psikolog/psikiater akan membantu Anda mengatasi konflik alam bawah sadar yang bersumber dari unfinished bussiness (masalah yang belum terselesaikan di masa lampau) hingga mempengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku Anda sekarang. Seseorang biasanya membutuhkan bantuan dari psikolog/psikiater karena mereka tidak menyadari apa masalah mereka yang sebenarnya. Assessment psikologi akan membantu mencari inti dari permasalahan seseorang, sehingga langkah terapi yang sesuai pun dapat ditentukan. Gangguan kepribadian bukanlah suatu penyakit, sehingga niat dari dalam diri untuk berubahlah yang terpenting untuk mencapai perubahan yang optimal. Janganlah ragu untuk segera mencari pertolongan. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., S.Psi, C.Ht