81 . Pertanyaan dari Dyah Ayu Kusumawardhani :
Saya sepertinya mengalami depresi akibat dr masalah keluarga. Dari kecil saya mengalami tekanan, dan hanya teringat memori yg menyedihkan atau menyakitkan. Saya ada kecenderungan untuk melukai diri sendiri dan terpikir untuk bunuh diri, tp bersyukur sama masih ada pegangan agama.
Hanya saja, keluarga tidak pernah menggubris curhatan saya yg merasa kurang sehat secara mental. Mereka tidak mau mengakui atau percaya mengenai depresi. Sehingga saya selalu dianggap cari perhatian dan itu membuat saya semakin terpuruk.
Tahun ini, depresi saya semakin berat. Saya bisa nangis seharian tanpa alasan yg jelas, muntah ketika teringat sesuatu dan kadang tertawa-tawa sendiri
Apa yg harus saya lakukan?
Dear Mba,
sepertinya selain ada gejala depresi, gangguan yang Anda alami sudah mengarah pada gangguan kepribadian ambang (borderline) yang salah satu kriterianya adalah adanya perilaku untuk menyakiti diri sendiri. Karena sudah ada pikiran untuk bunuh diri, saya sarankan untuk segera menemui psikolog/psikiater untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Apa yang Anda alami memang berat, namun Anda pun tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengerti kondisi Anda. Yang harus Anda lakukan adalah mengubah persepsi Anda atas suatu masalah. Memang sulit untuk dilakukan, namun inilah pilihan Anda. Kalau boleh tahu, berapa usia Anda sekarang? Karena saya perlu mengetahui, apakah Anda telah memiliki kebebasan sebagai orang dewasa atau masih tergantung dengan keluarga.
Semua pengalaman di masa kecil Anda adalah masa lalu. Sadarilah bahwa Anda hidup di masa sekarang, pada saat ini. Anda bukanlah si anak kecil yang mengalami hal tersebut lagi. Luangkan waktu sejenak bagi diri Anda untuk menenangkan diri, lakukanlah relaksasi, olahraga, ataupun hal-hal yang menyenangkan bagi Anda. Ingatlah bahwa kebahagiaan itu Anda sendiri yang buat, dan Anda sendirilah yang dapat memilih untuk bahagia.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
82 . Pertanyaan dari dedi sumardo :
Malem, Dok sebelumnya perkenalkan saya usia 21 tahun ,saya mau bertanya DOk seputar perasaan saya kepada seorang wanita dia mengajak saya untuk menikah dini yang atau lebih cepat dari perkiraan saya dan saya langsung menolaknya dengan alasan belum cukup mapan namun kenyataannya saya hanya belum siap mental aja Dok,yang mau saya tanyakan adalah menurut dokter emosi kejiwaan saya seperti apa dan diusia ini seharusnya saya harus bersikap bagaimana terhadap pasangan saya (kekasihku)Dok.udah itu aja Dok terima kasih
Dear Mas,
pernikahan itu bukan hal yang sederhana, tetapi suatu perubahan hidup baru yang membutuhkan komitmen. Kehidupan pernikahan sangat berbeda dibandingkan melajang. Anda tidak hanya harus bertanggung jawab atas diri sendiri melainkan untuk pasangan Anda, dan anak-anak nantinya. Sangat baik bila Anda dapat melakukan pertimbangan atas keputusan tersebut dan menyadari ketidaksiapan Anda.
Usia kedewasaan seseorang berbeda-beda, karena setiap manusia itu unik. Teorinya, memang pada tahap usia dewasa muda, yang dimulai pada usia 20 hingga 40 tahun, prioritas seseorang adalah untuk mencari pasangan hidup. Namun, untuk dapat berkomitmen bersama pasangan, banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari kestabilan finansial untuk memenuhi kebutuhan hidup, ketersediaan waktu bagi keluarga, serta kesiapan untuk tidak mementingkan diri sendiri. Ada baiknya untuk menunda terlebih dahulu jika Anda merasa belum siap. Carilah saran dan informasi dari orang-orang yang lebih dewasa dan sudah berpengalaman dalam menjalankan pernikahan. Cari tahu apa saja yang harus dipersiapkan dan masalah apa saja yang mungkin terjadi supaya Anda dapat mengantisipasinya.
Mengenai kehidupan remaja, bagaimana pandangan Anda terhadap kehidupan remaja dan apa kelebihannya dibandingkan kehidupan dewasa hingga Anda merasa ingin tetap menjalankan rutinitas selayaknya remaja? Apa kekhawatiran Anda mengenai perubahan hidup tersebut? Karena walaubagaimanapun, seseorang yang sehat secara fisik dan mental akan menghadapi kehidupan dewasa di mana mereka harus bersiap untuk hidup mandiri.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
83 . Pertanyaan dari Taufiq nur bahtiar :
Saya bermasalah dengan tidur saya. Saya sering tidur lewat pukul 12. Bisanya saya Tengah malam membaca berita dan membuka beberapa aku media sosial. Saya merasa membaca adalah teman saya. Dan saya sedikit tertutup dengan sosial. Kira kira apa yang sedang saya derita?
Dear Bapak,
Perlu kami ingatkan bahwa konsultasi online hanyalah gambaran dari konsultasi tatap muka. Untuk mendapatkan diagnosa yang valid, Anda harus melakukan konsultasi tatap muka. Karena, untuk menegakan diagnosa perlu adanya wawancara mendalam, observasi, dan (jika dibutuhkan) asesmen kepribadian. Pada dasarnya semua orang adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Berkaitan dengan hal ini, hobi Anda untuk membaca, media sosial, dan menonton berita telah menjadi "media" untuk menjembatani kebutuhan sosial Anda. Apa yang menyebabkan bapak sedikit tertutup dengan lingkungan sekitar Anda? Apakah Anda merasa nyaman untuk bersosialisasi lewat media sosial? Saya perlu mengetahui motif Anda sebelum dapat memberikan gambaran diagnosa dan terapi.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
84 . Pertanyaan dari ratna sari :
Saya mahasiswi semster8. Saya memiliki masalah dgn khidupan sosial saya. Saya sering menyendiri dan takut untuk dekat dengan orang lain baik itu laki2 maupun perempuan. Saya slalu beranggapan bahwa suatu saat mereka akan menyakiti saya. Saya merasa bahagia ketika sendiri tetapi ada saat saya benar2 kesepian. Hal ini terjadi karena trauma. dulu orang tua saya sering memarahi saya apabila dekat dengan laki2. Semakin sering dimarahi, rasa berontakpun muncul. Saya nekat pacaran sampai 2 tahun. Saya sangat berusaha untuk dia meskipun saya tahu bahwa hubungan ini tidak akan berjalan baik. Saya menganggap bahwa saya sudah besar dan tahu mana yg baik dan buruk. Setelah pacar saya tahu akan hal tsb. Dia menghilang tanpa penjelasan dan sudah punya pacar baru. Orang tua saya memarahi saya habis2an lagi sampai2 saya sangat tertekan. Masalah belum selsai ditambah lagi masalah baru. Saya bertengkar dengan teman baik saya. Saya dituduh telah menjahati dia dan saya dibenci teman2 lain. Saya sangat sakit hati dengan teman dan mantan saya. Saya sangat membenci mantan saya karena demi dia saya bertengkar dengan orang tua. Dan sekarang saya sadar kalo saya memang yang salah. Lambat laun hubungan saya dan orangtua kembali membaik tetapi Selama 2 tahun trakhir saya sering mengalami insomnia dan ketika saya mau bersosialisasi fikiran negatif akan masalalu tsb muncul membuat saya sering menyendiri. Jadi apa yg harus saya lakukan skrang dok ? Saya sudah berfikiran untuk konsul ke psikolog tapi saya tidak tahu harus bagaimana karena saya blm mnceritakan hal ini kepada keluarga. Saya takut mereka menjadi kefikiran tentang saya. Terimakasih.
Dear Mba,
Mari kita kupas satu persatu masalah Anda. Pertama, saya perlu mengetahui latar belakang orang tua Anda hingga melarang Anda berpacaran, mengingat usia Anda yang sudah dapat dikatakan dewasa. Khawatir boleh, tapi kalau sudah mengekang memang akan berpengaruh pada kedewasaan mental seseorang. Tapi, memang ini lah orang tua Anda yang harus Anda terima. Saran saya, dari pada memiliki hubungan di belakang, lebih baik Anda memperkenalkan si calon pasangan secara bertahap. Mulai dari berkunjung ke rumah, belajar bersama, mengantar pulang, lalu diskusikan persetujuan mereka terhadap si lelaki. Sulit memang untuk dilakukan, apalagi ada kekhawatiran bahwa pasangan Anda akan mendapat respon yang buruk dari orangtua Anda. Namun, dengan demikian pun Anda dapat mengetahui keseriusan si calon pasangan. Selain itu, jika memang si calon itu baik di mata orangtua Anda, lama kelamaan mereka akan tetap mengijinkan Anda menjalin hubungan. Walaubagaimanapun, orangtua Anda menyayangi Anda dan tidak mau Anda disakiti oleh pria, sehingga kalau ada pria yang dirasa baik dan dapat bertanggung jawab bagi Anda, mereka pun akan lebih terbuka. Toh suatu saat pun Anda akan menikah.
Kedua, coba renungkan hal ini. Apakah dari semua orang yang Anda kenal, dari semua orang yang dekat dengan Anda selama ini, tidak ada satupun dari mereka yang masih dapat menjaga hubungan baik dengan Anda? Anda memang mengalami pikiran yang negatif karena mengalami kejadian kehilangan yang beruntun. Namun, bukan berarti Anda harus terus fokus pada pengalaman negatif itu hingga melupakan hal-hal menyenangkan yang pernah Anda alami.
Mengenai gangguan insomnia, seseorang dapat didiagnosa insomnia bila telah menunjukkan beberapa karakteristik insomnia. Jadi bukan berarti orang-orang yang tidak dapat tidur malam itu melulu dikategorikan insomnia. Mungkin ada baiknya untuk menceritakan gejala Anda lebih jelas. Atau, langsung saja berkonsultasi dengan psikiater mengenai hal ini untuk mendapatkan diagnosa yang valid dan penanganan yang tepat.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi, Psi., C.Ht
85 . Pertanyaan dari Member :
Selamat siang Dokter,
Anak saya laki-laki umur 26 thn dan sudah selesai kuliah mempunyai masalah takut bertemu orang, karena dia takut ditanya, sebab menurutnya setiap pertanyaan dipikirannya banyak jawabannya, karena itu kalau ditanya orang dia tidak menjawab. misal kalau ditanya apa khabar, maka dipiriannya yang ditanyakan apakah mengenai kesehatan, kuliah atau pekerjaan. Disamping trauma karena waktu sekolah sering diejek teman. Pertanyaan saya adalah apakah penyakitnya dapat disembuhkan, kalau dapat disembuhkan bagaimana caranya dan berapa lama serta harus berobat kemana. Terima kasih dokter atas pertanyaannya.
Dear Bapak,
dari cerita Anda memang terlihat bahwa anak Anda memiliki pemikiran yang kompleks.Biasanya orang-orang yang berpikir kompleks itu memiliki IQ yang tinggi. Positifnya, ia dapat mencari banyak jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Negatifnya, banyaknya pertimbangan membuat ia terlalu mencemaskan sesuatu. Saya perlu mengetahui trauma seperti apa yang dialami anak bapak untuk menentukan terapi yang tepat. Apakah berhubungan dengan pengalaman "takut salah"?
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht