71 . Pertanyaan dari efriyan adhe irawan :
Dok saya mau konsultasi saya didagnosis oleh dokter spdd terkena psikosomatik ,
Awalnya 2 bln saya terkena sesak mendadak sensasinya seperti ada tersendat di dada hanya beberapa detik tetapi intens pada saat itu saya sangat panik dan cemas semalaman saya takut penyakit jantung karena sering googling
3 hari kemudian saya merasa :
- nyeri yang berpindah2
- di badan ada yang bergerak2 pindah2
- sakit kepala tegang
- jantung yang berdebar2
- dada sesak kadang2
- leher seperti tercekik
- perut terasa ada yang mengikat
- kadang kliyengan cuman jarang
sampai saat ini gejala kadang kambuh dan membuat saya makin cemas
saya sudah berobat di dokter umum , spesialis dalam , spesialis jantung , spesialis saraf sudah 7 kali lebih saya ke dokter namun jawaban yang saya peroleh katanya asam lambung namun setelah saya minum obat lambung nggak ada perubahan badan saya sakit semua bangun tidur badan pegal2
saya sudah rontgen jantung hasilnya normal dan EKG normal juga
dan terakhir saya berobat ke dokter spdd di solo katanya saya terkena psikosomatik dan saya diberi obat alganax dan kalxetine agak mendingan kalo minum obat tsb
sekarang saya udah agak mendingan gejalanya yg tersisa cuman kadang sesak dada dan perut kencang dan kadang migren dan saya sudah lepas obat ,
saya sudah tidak cemas , nggakpernah lagi serangan panik , dan nggak stress tapi saya masih ragu /
yang saya tanyakan adalah:
- Apakah ini psikosomatik ? (saya yakin 90 persen) namun saya yakin apabilah psikolog bilang iya
- gimana ya cara mengatasi psikosomatik ini?
- Butuh waktu berapa lama penyembuhannya ? saya sudah 2 bulan merasakan gejala ini
- Dan kira2 apa ya penyakit sesak atau tersendat tiba2 beberapa detik tapi intens kalo kambuh kadang kambung dan kadang enggak
Terimakasih sebelumnya
saya Efriyan Adhe Irawan
Umur 17 tahun
Dear Bapak,
Perlu saya ingatkan kembali bahwa saya tidak dapat memberikan diagnosa yang valid lewat konsultasi online. Diagnosa yang sah dapat ditegakkan dengan pertemuan tatap muka.
Pengobatan yang diberikan pada Anda memang tergolong antianxietas dan antidepresan. Bila efek obat tersebut dapat membantu meringankan gejala yang Anda rasakan, dapat dikatakan kondisi Anda memang sudah mengarah pada psikosomatis. Psikosomatis merupakan gejala fisik yang disebabkan adanya stress dan kecemasan. Jadi, psikosomatis hanyalah efek sekunder, perlu Anda perhatikan hal apa yang memicunya. Jika direnungkan, apakah beberapa waktu sebelum kondisi yang Anda rasakan dia atas muncul, Anda mengalami suatu permasalahan tertentu atau tekanan tertentu? Seperti perubahan gaya hidup, lingkungan tempat tinggal, atau apapun yang membuat Anda merasa tertekan?
Selain itu, Anda dapat mencoba berlatih relaksasi yang dapat Anda lihat langkah-langkahnya pada salah satu artikel di halaman web ini. Relaksasi dapat membantu Anda mengurangi kecemasan dan stress. Namun, Anda tetap harus menyelesaikan permasalahan yang memicu stress dan kecemasan tersebut.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
72 . Pertanyaan dari Member :
Dok saya ingin tanya, saya telah mengikuti stress test dan hasilnya saya mendapatkan nilai B, dengan catatan anda memiliki sedikit dampak negatif dari stress, yang dapat saja berkembang menjadi gangguan atau penyakit yang berhubungan dengan stress. Apa yang harus saya lakukan dok? Karena saya akan mengikuti tes mmpi untuk tes melanjutkan pendidikan. Terima kasih dok atas jawabannya.
Dear Bapak,
untuk mengurangi stress, cara sederhana adalah dengan melakukan relaksasi. Anda dapat mempelajarinya dari link berikut http://konsultasipsikiater.com/article_det-26-mengatasi-kecemasan-dengan-relaksasi.html. Di lain hal, stress pun dapat terbentuk akibat adanya pola pikir yang kaku dan terlalu memaksakan kemampuan diri. Hal ini dapat diubah dengan menjalankan terapi psikologi untuk memodifikasi pola pikir Anda dan belajar keterampilan tertentu sebagai coping stress.
Jika dalam waktu dekat Anda akan menjalankan tes MMPI sebagai salah satu persyaratan seleksi masuk sekolah/jurusan kuliah, ada baiknya untuk menjawab apa adanya. Tujuan tes itu adalah untuk menentukan kesesuaian kepribadian Anda dengan bidang/tuntutan kompetensi yang ditentukan oleh badan pendidikan tersebut. Jika memang tidak sesuai, tentunya tidak sehat bagi Anda bila memaksakan diri menjalaninya. Alangkah baiknya bila Anda dapat menjalankan bidang pendidikan yang sesuai dengan kepribadian Anda.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
73 . Pertanyaan dari Member :
Saya ingin tahu,bagaimana mengindikasi seseorang bahwa dia seorang psikopat,terima kasih
Halo,
jadi begini, Pak. Psikopat dalam kajian psikologi/psikiatri sedikit berbeda dengan gambaran yang dikenal oleh masyarakat awam, yaitu penyiksa bahkan pembunuh. Dalam kajian kami, hal tersebut merupakan salah satu gangguan kepribadian, yaitu Gangguan Kepribadian Psikopatik atau yang dikenal juga dengan antisosial (di mana dalam kajian kami pun, antisosial bukan hanya orang yang tidak mau bersosialisasi, seperti yang digambarkan oleh masyarakat awam). Untuk menegakan diagnosa Gangguan Kepribadian Psikopatik, seseorang harus memenuhi beberapa kriteria yang telah menjadi acuan Gangguan Kepribadian Psikopatik dalam buku panduan Diagnostic and Statisctical Manual of Mental Disorder. Penegakan diagnosa dilakukan oleh psikolog/psikiater lewat wawancara mendalam dan asesmen kepribadian sebagai pendukung, seperti tes grafis (tes gambar), tes proyektif, MMPI, dan lain-lain yang akan disesuaikan dengan keadaan individu. Dengan kata lain, penegakan diagnosa tidak sesederhana menilai orang yang melakukan perilaku sadis atau memiliki dorongan untuk mendapatkan kenikmatan ketika berperilaku sadis.
Kalau boleh tahu, apa yang membuat Anda mencurigai diri Anda sebagai seorang dengan kriteria psikopat? Jika Anda telah menyadari bahwa Anda memiliki dorongan atau kebiasaan yang sekiranya dapat mencelakakan orang lain, segeralah melakukan konsultasi dengan psikolog/psikiater untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
74 . Pertanyaan dari Member :
Selamat malam dok, saya mau bercerita tentang diri saya. Umur saya 17tahun dan saya masih SMA. akhir-akhir ini saya sering sekali menangis, sudah dari kelas 10 saya mulai seperti ini. Saya punya seorang teman dari smp saya, dan kebetulan saya dengan dia sekelas pas kelas 10 dan menurut saya, yang dekat sama saya ya dia. Awalnya kelas 10 saya berjalan baik baik saja, tetapi lama kelamaan saya merasa dia (dia jg perempuan) sama temannya yang lain. Dan awalnya saya jg biasa saja, dan berlanjut saya ngerasa yg namanya ditinggalkan olehnya. Dia seperti dikotakan oleh temannya, seperti saya tidak bisa masuk ke tempatnya itu. Entah kenapa saya mulai sedih semenjak itu. Waktu berlalu, saya naik kelas, dan saya ga sekelas sm dia, malah sama temennya dia itu saya sekelasnya, oke saya sekelas lg, hal yang tambah membuat saya sedih, teman saya ke kelas, dan dia mencari tmnnya itu, berteriak di depan pintu kelas mencari temannya itu. Jujur saya kadang merasa marah kecewa, dan saya entah kenapa jd tidak terlalu percaya lagi dengan orang orang yg pada akhirnya meninggalkan saya. Dia selalu berjanji tidak akan meninggalkan saya, tetapi dia selalu menunjukan sebaliknya, bukan menemani saya, terkadang saya melihat diri saya kesal dengan saya yg sekarang, yg tidak bisa membiarkan itu semua. Dulu kelas 10 saya teramat sering yang namanya menangis dikelas saya pun merasa capek dgn diri saya. Sekarang kelas 11, saya sudah bisa mengalihkan sedih saya dengan cara teriak teriak menyanyi dan lainnya membuat diri saya sendiri tertawa, entah tertawa senang atau gimana, tetapi dirumah saya menangis lagi. Sekarang sudah mau kenaikan kelas, dan saya masih takut yang namanya terlalu dekat dengan orang lain, jadi orang orang dikelas saya taunya saya itu riang berisik dan sbgnya bukan tau gimana saya yg sebenarnya suka bersedih. dok, mohon penjelasannya, terima kasih
Dear Mba,
Kita memang tidak bisa memaksakan kepada siapa seseorang harus berteman dan siapa saja yang harus berteman dengan kita. Setiap orang memiliki kriteria tersendiri terhadap orang lain yang dapat memberikan rasa nyaman dalam bersosialisasi. Anda menyebutkan ”rasa ditinggalkan” mengenai kondisi Anda. Boleh saya tahu bagaimana pandangan Anda terhadap peran si teman baik (sebut saja TB) bagi Anda? Perubahan-perubahan Apa yang diberikan oleh TB bagi kehidupan Anda? Apa dampak yang paling berat yang Anda rasakan dan alami ketika ia ”meninggalkan” Anda?
Selain itu, saran saya, dapatkah Anda mencoba memperluas pertemanan dengan TB dan temannya sekarang. Jika Anda bilang ”mengkotakan” pertemanan TB, saya rasa TB pun memiliki pilihan untuk memutuskan akan berteman dengan siapa saja. Dan bila TB merasa nyaman dengan Anda, saya yakin TB pun akan senang ketika Anda semua dapat berteman. Namun, bagaimana dengan Anda? Dapatkah Anda membuka diri untuk bergaul dengan teman baru TB?
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
75 . Pertanyaan dari kafka dava :
selamat malam dok perkenalkan saya adalah pria 24 tahun.saya mengalami depresi diri dok, karna saya mempunya pacar dulu udah hubungan 6 tahun lebih hingga putus beberapa bulan donk, sampe saya meminta untuk balik lgi dia menolak donk sampe saya melakukan apapun seperti menyiksa diri sendiri, setelah putus beberapa saat ternyata ce saya pacaran dengan temanb saya sendiri dok, dari situ saya mulai untuk menerima dok, seiring beberapa minggu mantan saya menghubungi saya bahwa dia hamil dok, dan menuduh saya untuk bertanggung jawab, dengan berbagai banyak pertimbangan sayapun berniat menikahinya, dan ternyata pacar saya itu mash berhubungan dengan teman saya dok sampe saya pergoki dia dok, dan setelah itu berunding lah bertiga dan kita sepakat untuk menikah dan teman saya menjauhi,,, dan beberapa waktu lgi kita menikah dok, setelah menikah istri saya tidak mau di ajak untuk tinggal bersama saya dok, dia lebih memilih tinggl bersama ibunya dan saya pun mengijinkannya akhirnya,, setelah 3 hari dari pernikahan saya mendengar dari teman saya bahwa istri saya masih berhubungan dengan teman saya dok dan akhirnya saya gugat untuk cerai dok, tp dengan berjalan waktu saya mash tetap ingin mempertahankan karna saya tidak mau kondisi dia dalam kondisi buruk alias kondisi sendiri dengan keadaan hamil selama itu pun saya terus meminta balik dan terus meminta sampai saya sujud di depannya, nah dari situ saya terus memikirkan dia, sehingga saya menyiksa diri sendiri dan putus asa untuk hdup karena merasa gagal sebagai pemimpin dok dan saya memikirkan anak itu dan saya pun entah tau itu anak siapa, saya ajak test dna dia malah balik marah dok... sampe sekarang saya belom bisa menghilangkan perasaan sakit depresi tiap malam ini dok. terus teringat sampai2 saya sulit untuk pidah hati dok... banyak tekanan dalam hdup saya dok keluarga teman masadepan dan percintaan.. semua saya rasa telah hancur karena wanita itu,, bantu solusi dok untuk membuat saya bangkit lgi...sampai pernah sempat dulu saya mau untuk bunuh diri dok.. dan skrng saya berada dalam posisi 0 dalam hal apapun.. ,makash yah dok.
Dear Bapak,
Memang berat apa yang sedang Anda jalani sekarang. Boleh saya tahu apa yang menjadi pertimbangan Anda untuk menikahi dan tetap mempertahankan pasangan Anda?
Perlu saya ingatkan bahwa Anda memiliki pilihan. Dari cerita Anda, terlihat seakan-akan Anda merasa tidak memiliki pilihan untuk memolak segala tuntutan yang diberikan bagi Anda. Anda pun punya hak untuk memiliki masa depan yang bahagia dan menikah dengan orang yang juga mencintai Anda. Cobalah untuk menentukan prioritas Anda sekarang, apa yang dapat membuat Anda bahagia karena sudah saatnya Anda berhenti menyenangkan orang lain yang mungkin tidak peduli dengan kebahagiaan Anda. Kuatkan diri Anda untuk menjalankan permasalahan ini dan menghadapi apapun yang dapat menjadi penyelesaiannya.
Ingatlah, saat Anda jatuh, masih ada orang yang peduli untuk membantu Anda. Bukalah pikiran Anda untuk mempertimbangkan saran dan nasihat orang-orang terdekat Anda. Saya pun mengerti, untuk melakukan hal tersebut lebih sulit dari sekedar membicarakannya. Sadarilah bahwa hidup Anda berharga. Namun, jika memang itu demi kebaikan Anda, tidak ada salahnya untuk mencoba. Jika pikiran untuk bunuh diri masih muncul di benak Anda, segeralah menemui psikiater demi mendapatkan penangangan psikotropika anti depresan untuk membantu memperbaiki mood Anda.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht