56 . Pertanyaan dari Member :
halo saya wanita umur 19 tahun, dan ingin bertanya
1. terkadang tiba-tiba mood saya bisa berubah langsung drop, dan pas saat itu yang saya rasakan adalah saya seperti useless gitu, saya merasa teman-teman saya pada gak suka sama saya, lalu sahabat saya menjauh dan saya merasa gak punya siapa-siapa, saya kayak orang depresi kalo lagi kambuh kayak gitu. rasanya saya pengen ngilang aja, gak mau berinteraksi, stres, depresi, nangis, dll. itu terjadi karena apa ya? apa saya punya suatu disorder?
2. saya pernah baca tentang social anxiety disorder, dan beberapa ciri-cirinya ada di diri saya semua walaupun gak semua dan gak parah contohnya terutama pas mau presentasi saya degdegan yang kebangetan diluar kewajaran, seperti sakit perut, mual, pusing, keringet dingin. teman-teman saya selalu bilang
"lo kurang latian", tapi saya merasa bukan itu penyebabnya, dan mereka selalu mengelak. mereka gak ngerti apa yang saya rasakan. lalu, saya selalu degdegan setiap saat kayak nama dipanggil atau orang bawa2 nama saya pas lagi ngobrol, langsung peka dan degdegan banget.
saya pernah coba cerita ke temen deket saya, tapi mereka selalu ngelak dan gak support saya dan jadinya saya bingung harus gimana.
dan berdasarkan cerita saya, apakah saya mengidap disorder?
terimakasih
Halo Mba,
Coba diingat-ingat, apakah gejala perubahan mood itu muncul pada masa-masa sebelum periode menstruasi Anda? Bila ya, gejala yang Anda alami mengarah pada Premenstrual Dysphoric Disorder atau yang secara awam dikenal dengan Pre Menstrual Disorder (PMS). Orang-orang biasanya hanya mengenal gejala tersebut dengan mood yang berubah, marah-marah, sedih, dan beberapa gejala fisik seperti cepat letih dan rasa kram di bagian perut. Namun, gejala Premenstrual Dysphoric Disorder seringkali terlihat lebih kompleks dan menyerupai gejala depresi. Rasa tidak berguna, tertolak, atau dijauhi oleh orang-orang pun merupakan ciri-ciri dari Premenstrual Dysphoric Disorder. Memang, tidak semua wanita mengalaminya dengan intensitas yang sama. Gejala kedua yang Anda alami didasari adanya kecemasan, namun tidaklah bijaksana untuk segera menyebutnya Social Anxiety Disorder. Ada baiknya untuk menggali pengalaman Anda pada hal-hal yang mencemaskan tersebut, seperti "apa yang Anda pikirkan/khawatirkan akan terjadi?", "apakah hal tersebut muncul ketika Anda berhadapan dengan semua orang atau segelintir orang tertentu saja?"
Penegakan sebuah diagnosa tidak dapat dilakukan tanpa konsultasi tatap muka. Tidak baik pula bila kita menegakan diagnosa pada diri sendiri hanya berdasarkan informasi dari media. Karena, untuk dapat menegakan suatu diagnosa secara sah harus dilakukan wawancara, observasi, dan asesmen. Selain itu, tenaga profesional yang diperkenankan untuk memberikan diagnosa pun harus menjalankan pendidikan jenjang profesional sesuai bidang yang digeluti.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
57 . Pertanyaan dari Member :
saya seorang wanita, 23 tahun, memiliki masalah dari kecil. dengan frekuensi tidak menentu, dan meningkat bila disertai stres. saya hanya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi pada saya, apakah bisa disembuhkan atau tidak karena mulai mengganggu saya dalam belajar.
contohnya adalah:
saya suka tidak mengetahui hari,saya kesulitan untuk mengucapkan hari dan tanggal, saya bisa tiba-tiba lupa dengan hari dan tanggal. dan walaupun dalam otak saya mengetahuinya, saya tidak tahu harus mengucapkannya seperti apa.
saya juga sering lupa dengan menempatkan abrang, ntah itu dompet, handphone, dan benda lainnya, dan itu sangat mengganggu akrena saya harus bersama dengan seseorang sebagai pembantu pengingat saya.
dalam hal tugas kuliah, saya pernah memiliki tugas dengan detline yang sangat mepet, kemudian saya datang ke tempat dosen saya sambil membawa tugas tersebut, namun pada saat dosen mengatakan itu tugas apa, saya tidak mampu menjawab apa yang sedang saya bawa, padahal di kertas tersebut diketik dengan jelas nama tugas saya. tapi saya hanya terdiam, dan berusaha mengingat tapi saya tidak berhasil mengingat,. hasilnya tugas saya ditolak. karena saya tidak mampu menjelaskan barang apa yang saya bawa kepada dosen saya.
bila sudah lebih dari sebulan tidak bertemu dengan seseorang, saya akan lupa dengan namanya, saya hanya mengingat wajahnya. contoh kasusnya adalah, setelah wisuda saya tidak bertemu dengan teman-teman saya, dan baru bertemu saat ambil ijazah (kurang lebih sebulan), dan saya kesulitan untuk mengingat nama mereka.
saat waktu kecil, kurang lebih saat saya SMP, saya sering melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh orang tua saya. contoh kasusnya adalah: saya diberi tugas untuk mencuci piring, mengangkat jemuran, dan menutup jendela.
saat saya mencuci piring, piringnya saya taruh di dalam lemari baju bukan di lemari piring. dan itu tidak saya sadari, sampai beberpa jam saat saya membuka lemari baju untuk mengambil baju, piring itu ada di dalamnya.
saat saya mengangkat jemuran, bukan saya letakkan di tempat cucian bersih, saya malah meletakkannya di tempat cucian ktor,
saat saya disuruh untuk menutup jendela, dan saya berlari untuk menutup jendela, tetapi saat di depan jendela, saya lupa apa perintah dari orang tua saya, dan saya hanya meninggalkan jendela tersebut dalam keadaan terbuka.
saya juga susah untuk konsentrasi, saya sering sekali menggunakan benda yang tidak sesuai dengan fungsinya.
saya pernah menggunakan pasta gigi untuk mencuci muka, saya juga pernah menggunakan gelas untuk sebagai wadah nasi, dan saya pernah mengambil air minum dengan gelas terbalik dan saya tidak menyadari walaupun saya melihat kejadian itu saya hanya melanjutkan menuangkan air digelas terbalik sampai lantai banjir. baru sadar setelah beberapa lama.
Dear Mba,
Gejala yang Anda ceritakan memang sudah mengarah pada gangguan atensi, tetapi perlu dicari tahu usia awal terlihatnya gejala. Apakah ada informasi dari orangtua bahwa Anda terlihat mengalami gejala tersebut sedari kecil atau Anda mengetahui bahwa memang gejala tersebut pertama kali muncul ketika Anda duduk di bangku SMP? Selain itu, perlu dilakukan observasi dan asesmen yang dilakukan tatap muka untuk dapat menegakan diagnosa yang sah. Gangguan atensi dan konsentrasi dapat diukur dengan Test of Variable Attention (TOVA). Penting untuk dicaritahu pula dasar dari gejala "kesulitan untuk mengucapkan" tersebut. Dalam hal ini, disarankan Anda menjalankan pemeriksaan EEG Brain Mapping untuk mengukur dan mengetahui pola gelombang otak Anda.
Individu yang memiliki gangguan atensi dan konsentrasi dapat menjalankan terapi yang bertujuan sebagai latihan untuk menstimulasi otak demi meningkatkan kemampuan atensi dan konsentrasi. Salah satu terapinya adalah Neurofeedback (klik http://konsultasipsikiater.com/article_det-35-terapi-neurofeedback-untuk-adhd.html untuk informasi lebih lanjut).
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
58 . Pertanyaan dari Member :
Selamat malam dok. Saya wanita single umur 28th. Sebelumnya saya dan pasangan saya berencana akan menikah. Mohon maaf sebelumnya tolong kesampingkan dulu masalah agama, karena saya tidak berbicara tentang pengaruh agama ataupun kultur indonesia. Saya dan pasangan saya memilih untuk tinggal bersama sebelum pernikahan. Kami tinggal serumah selama satu tahun lebih. Setelah tinggal serumah barulah saya menyadari kebiasaan sex pasangan saya. Dia lebih tertarik bermasturbasi dengan menonton film porno atau melihat foto2 sexy di internet daripada menyentuh saya. Padahal waktu itu belum satu tahun kami tinggal bersama. Dia selalu menyuruh saya tidur lebih dlu dgn alasan ingin menonton acara bola. Tapi tanpa sengaja suatu malam saya melihat dia sedang bermasturbasi menonton video porno. Tapi saya pura pura tidak tahu. Keadaan itu terus berlanjut cukup lama. Bahkan hanya dengan menonton acara infotainment atau sinetron dgn artis sexy cukup membuat dia bermasturbasi. Sejak saat itu saya menjadi strees berat. Saya merasa minder dan tidak berharga. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membicarakan hal tsb dgn pasangan. Namun reaksinya sungguh d luar dugaan. Dia marah pada saya, dan sama sekali tdk ingin melepaskan kebiasaan nya. Tapi kebiasaan nya menyiksa hati saya. Sampai saat ini saya takut untuk menonton tv atau pergi keluar dimana banyak perempuan cantik. Saya merasa sangat tertekan. Saya tdk bisa tidur setiap malam. Sampai sampai harus minum obat tidur dengan dosis tinggi. Merasa saya mengawasi gerak gerik nya, pasangan saya memutuskan untuk pisah rumah daripada harus menghilangkan kebiasaan nya. Dan rencana pernikahan kami pun terancam batal. Bantu saya dok, apa yg salah dengan saya. Saya selalu ketakutan dan tertekan.
Dear Mba,
perilaku pasangan Anda bukanlah kesalahan Anda. Perasaan Anda dapat saja terjadi karena Anda adalah pribadi yang terlalu mencemaskan penilaian orang lain terhadap Anda. Coba Anda baca kalimat Anda, " Mohon maaf sebelumnya tolong kesampingkan dulu masalah agama, karena saya tidak berbicara tentang pengaruh agama ataupun kultur indonesia." Perkataan Anda menyiratkan tindakan antisipatif atas kekhawatiran akan penilaian negatif dari kami, yang mana hal tersebut belum terjadi. Hal ini dapat menjadi dasar kecemasan yang Anda rasakan, di mana mungkin Anda merasa tidak mendapatkan penilaian positif dari pasangan.
Kami belum dapat menjelaskan perilaku pasangan Anda lebih jauh karena masih banyak informasi yang harus kami ketahui langsung dari penjelasan pribadi pasangan Anda. Seperti: fantasi atau sensasi apa yang ia dapat dari perilaku tersebut yang mungkin tidak ia dapat di kehidupan nyata? Saran kami adalah, cobalah membicarakan hal ini dengan membiarkan pasangan menjelaskan hal tersebut dari sudut pandangnya. Jangan membuat pasangan Anda merasa ia dinilai sebagai individu dengan perilaku yang ganjil karena hal tersebut jelas akan semakin membuatnya defensif. Tanyakan saja secara santai, "apa sih yang kamu rasakan?" bukan "mengapa kamu harus melakukan itu?"
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
59 . Pertanyaan dari Member :
Assalamualaikum dr
sy ibu 3 anak masing2 beda 2th, anak pertama saya bernama raffi usia 6,5 th kls 1 SD sekolah umum, mengalami keterlambatan bicara. Skrg sdh bs bicara 1 th terakhir ini tp blm lancar bahkan kadang sprt hafalan jwbnnya. Ini yg membuat kekhawatiran saya. Usia 3 th didiagnosa autis tanpa menyebutkan ciri2 autis. tp stlh sy cr info di internet sy tdk percaya wkt itu. Sy yakin ank sy normal d cerdas. Usia 2 th sdh bs pakai celana. Dan menurut sy cerdas karena dia terobsesi sama elektronik semua jenis sangat penasaran d bs mengoperasikan. Hingga menimbulkan kekhawatiran krn bahaya d tdk perduli punya siapa sampai saya kunci rmh tfk enak ht merepotkan tetangga kalau sampai msk. Iya knp wkt adk xa lahir dia sprt shouk hingga demam tinggi 2 minggu tdk tdr benar2 tdk tidur. Tp demam tdk sampai kejang hanya menggigil gemetar. Apa ada hubngannya terlambat bicaranya? Tlg dr apa yg terjadi pd ank saya? Iya dia bisa baca tulis dok tp memahami kata2 msh agak sulit.terimakasih.
Dear Ibu,
Gangguan autisme memang tidak berpengaruh pada tingkat inteligensi, namun lebih pada kemampuan komunikasi dan sosialisasi. Mereka pun cenderung hanya kurang peduli terhadap lingkungan sekitar dan hanya fokus pada apa ketertarikan mereka saja. Maka dari itu, seringkali anak- anak tersebut terlihat seperti sedang berada di dunia mereka sendiri.
Akan lebih baik bila ibu mencari pendapat profesional kedua. Tanyakan apa saja ciri2 autisme dan informasi lengkap mengenai autisme karena Anda pun berhak mendapatkan informasi yang lengkap.
Jika dibutuhkan kami siap membantu Anda. No untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi, Psi., C.Ht
60 . Pertanyaan dari Member :
Selamat pagi Dok. Saya mempunyai sebuah fetish seksual terhadap sebuah benda dari sebelum saya menikah. Dan saya mencoba untuk terbuka terhadap istri saya bahkan sebelum dari pernikahan kami dan tampaknya istri saya keberatan walaupun saya sudah mencoba mendiskusikan dengannya secara baik-baik. Sampai di pernikahan kamipun istri saya masih keberatan. Apakah yang harus saya perbuat Dok? Terima kasih
Dear Bapak,
Baik sekali bila Bapak telah terbuka terhadap isteri mengenai ketertarikan Bapak. Namun, mungkin perlu dicaritahu ketidaknyamanan isteri Anda terlebih dahulu. Walaubagaimanapun, kita tidak bisa memaksa seseorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya tidak nyaman, apalagi perilaku yang berhubungan dengan hubungan seksual di mana dalam melakukan hubungan seksual tersebut sangat dipengaruhi oleh rasa nyaman. Selain mendiskusikan obyek fetish Anda, akan baik bila Anda memberi kesempatan bagi isteri untuk mengutarakan pendapatnya.
Terakhir, saya pun perlu mengingatkan bapak bahwa Fetishisme adalah sebuah gangguan yang tidak jarang dapat membuat individu yang mengalaminya terjerumus pelanggaran hukum/norma dengan perilaku tidak terkendali untuk memuaskan nafsu "fetish"-nya. Bila Anda merasa telah melewati batas, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan profesional dengan psikolog.
Semoga bermanfaat. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu 0215609432.
Salam,
Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht