Terapi Medikasi pada Illness Anxiety Disorder (IAD)


Penulis: dr. Lidya Heryanto, SpKJ

 

Sekitar 4-6% orang yang mengeluhkan adanya gangguan di tubuhnya, ternyata tidak terbukti mengalami masalah fisik. Meskipun sudah dilakukan berbagai macam pemeriksaan, namun hasilnya dalam batas normal, atau dirasakan melebihi kondisi yang sebenarnya. Orang-orang yang mengalami Illness Anxiety Disorder (IAD) memiliki ambang toleransi yang lebih rendah terhadap gangguan fisiknya. Mereka terfokus pada sensasi tubuh dan terlalu waspada, sehingga cenderung terus mencari pertolongan profesional medis untuk memastikan penyakit yang mereka keluhkan. Perasaan sakit yang dialami bisa diakibatkan karena adanya tekanan psikologis yang cukup berat membuat mereka ingin lari dan mencari jalan keluarnya dengan berperan sakit tanpa disadari.

Orang yang mengalami IAD, memiliki kemarahan dan rasa bersalah terhadap apa yang terjadi pada dirinya dan secara psikologis dialihkan ke tubuhnya tanpa ia sadari. Kemarahan ini berasal dari kekecewaan, penolakan, dan kehilangan sesuatu yang bermakna di masa lalu. Rasa bersalah membuatnya sangat menderita sehingga dialihkan sebagai kekawatiran akan rasa nyeri dan sakit di bagian tubuhnya sebagai alat untuk menebus kesalahannya. Penyebab lainnya lingkungan yang terlalu kawatir terhadap kondisi Kesehatan, sehingga mempengaruhi persepsinya terhadap sensasi tubuh dikaitkan dengan suatu penyakit, termasuk terlalu banyak membaca dan mendengar informasi dari media social dan internet mengenai penyakit.

Jika IAD tidak diobati, akan mempengaruhi masalah hubungan dengan orang sekitarnya karena mereka akan frustrasi dan capek mendengar keluhan terus-menerus, kesulitan dalam produktivitas kerja, dan masalah keuangan yang diakibatkan kunjungan ke rumah sakit untuk pemeriksaan Kesehatan dan berpindah-pindah dokter karena merasa keluhannya tidak membaik. Selain pemberian obat, perlunya konseling dan psikoterapi agar mereka dapat memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah yang lebih sehat dan mengelola stres.

Terapi yang diberikan bertujuan untuk menghilangkan gejala yang dikeluhkan dan pemberian obat untuk mengatasi gejala depresi dan cemas yang muncul. Sekitar 80% orang yang mengalami IAD berhubungan dengan gangguan depresi dan kecemasan. Obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dapat mengobati gejala depresi dan cemas pada IAD. Pemberian obat perlu pendampingan dengan psikiater untuk mengatur dosis dan lama pemberian dosis obat disesuaikan tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan setiap orang berbeda. Penggunaan obat-obat lain serta vitamin, herbal, dan suplemen dapat dikonsultasikan juga ke dokter karena disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

 

Artikel terkait :

Mengenal Gangguan Kecemasan

Takut Berlebihan terhadap Kondisi Kesehatan? Mengenal Illness Anxiety Disorder

 

Bila dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Anda bisa hubungi kami pada nomor yang tertera.

 

Semoga bermanfaat.

Artikel Kesehatan