Stres dalam pekerjaan adalah respon fisik dan emosional yang terjadi saat terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan, sumber daya, atau kebutuhan karyawan itu sendiri. Menurut Royal College of Psychiatrists, 1 dari 5 wanita dan 1 dari 10 pria merasakan depresi saat kerja. Lanjutnya, 3 dari 10 pekerja tiap tahunnya memiliki keluhan kejiwaan.
Penyebab Stres di Tempat Kerja
Stres saat bekerja disebabkan karena interaksi antarpekerja dan kondisi dari pekerjaan itu sendiri. Karakter pribadi karyawan dan kondisi pekerjaan adalah penyebab utama stres saat bekerja. Perbedaan cara pandang setiap orang dalam menghadapi masalah akan memberikan berbagai hasil pula dalam pencegahan stres dalam pekerjaan. Kepribadian dan kemampuan menghadapi masalah dan tuntutan pekerjaan menentukan apakah pekerjaan tertentu akan menjadi pemicu stres bagi seseorang. Jadi, apa yang menjadi masalah bagi seseorang belum tentu menjadi masalah bagi orang lain.
Meskipun faktor individu juga penting, penelitian membuktikan bahwa beberapa kondisi pekerjaan tertentu memang menjadi pemicu stres bagi kebanyakan orang. Strategi pencegahan utamanya adalah dengan pengaturan ulang pekerjaan.
Survei besar mengenai kondisi kerja yang memicu stres ini diadakan di Eropa pada tahun 1990, 1995, dan 2000. Pada tahun 1990, persentase karyawan yang bekerja dengan kecepatan tinggi minimal seperempat dari waktu kerjanya sebesar 48%, lalu meningkat menjadi 54% di tahun 1995, dan 56% di tahun 2000. Pada tahun 1990, 50% karyawan juga melaporkan bahwa mereka bekerja di bawah deadline yang ketat minimal seperempat dari waktu kerjanya, hal ini meningkat menjadi 56% pada tahun 1995, dan 60% pada tahun 2000.
Menurut penelitian, waktu kerja yang terlalu lama dapat menyebabkan stres. Karyawan di Amerika memiliki jam kerja yang panjang. Lebih dari 26% pria dan lebih dari 11% wanita bekerja 50 jam per minggu pada tahun 2000. Angka ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama pada wanita.
Status seseorang di tempat kerja juga mempengaruhi kadar stres seseorang. Manajer lebih sering mengalami overload pekerjaan yang membuatnya lebih sering terkena stres. Faktor ekonomi juga berhubungan dengan kadar stres, contohnya tekanan dari investor atau menurunnya jumlah penjualan.
Menurut penelitian, shift kerja yang acak-acakan dapat menyebabkan stres. Misalnya seorang petugas keamanan yang memiliki shift bergantian siang-malam. Hal ini akan menganggu irama sirkadian tubuh sehingga tubuh mengalami kebingungan dalam menghadapi perubahan ini dan performa kerja menjadi kurang optimal.
Penelitian menemukan bahwa penggunaan komputer dan revolusi di bidang komunikasi telah membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan produktif dibanding sebelumnya. Peningkatan produktivitas ini menyebabkan semakin tingginya tuntutan pekerjaan dan kompetisi yang memberikan stress tambahan pada karyawan. Persaingan secara global juga meningkatkan persaingan antarperusahaan.
Lingkungan pekerjaan juga menjadi penyebab stres. Contohnya tempat kerja yang kurang cahaya, bising, ruangan yang kotor, atau terlalu ramai. Tindakan bullying di tempat kerja juga dapat menimbulkan stress. Selain itu, lingkungan di luar pekerjaan juga mempengaruhi, contohnya pasangan hidup yang menuntut gaji yang lebih tinggi dan keluarga atau relasi yang memandang remeh pekerjaan juga berperan dalam menimbulkan stres.
Stres dan Akibatnya
Efek stres sendiri ada bermacam-macam, yaitu gangguan psikologis (depresi, kecemasan, stress pasca trauma), ketegangan emosional (ketidakpuasan, kelelahan, ketegangan), gangguan penyesuaian (agresif, penyalahgunaan zat), dan gangguan kognitif (gangguan konsentrasi dan daya ingat). Jika semakin berlanjut, kondisi ini akan mengakibatkan performa kerja yang buruk atau bahkan kecelakaan kerja. Stres dalam pekerjaan juga berhubungan dengan berbagai reaksi biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan, seperti penyakit jantung dan kematian sebagai kasus ekstrimnya.
Bagaimana menanggulangi stres?
Anda dapat membagi masalah yang Anda alami dengan pasangan, keluarga, atau teman Anda. Anda juga dapat menyampaikan kepada atasan Anda mengenai kondisi atau lingkungan pekerjaan yang tidak kondusif bagi Anda. Jika memerlukan bantuan medis, Anda dapat menemui dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater. Bersama mereka, Anda akan dibantu untuk mencari akar masalah dari stres Anda. Ketika masalah itu ditemukan dan diperbaiki, tentunya stres akan berangsur berkurang. Saat ini beberapa perusahaan juga telah menyediakan Employee Assistance Program (EAP) atau Program Pendampingan Karyawan, yaitu program yang ditawarkan perusahaan bagi karyawannya untuk membantu karyawan menghadapi masalah personal yang dapat mempengaruhi performa kerja, kesehatan, dan kesejahteraan karyawan.