Kehadiran seorang bayi membawa berbagai dampak bagi seorang wanita. Proses kehamilan, persalinan, hingga masa merawat bayi adalah saat penuh makna bagi seorang wanita. Seorang wanita dapat merasa berbahagia, sedih, lelah, cemas, stres, atau merasa bersemangat di saat yang bersamaan. Hal ini adalah wajar sehubungan dengan perubahan hidup dan emosional yang dialaminya.
Depresi saat kehamilan ternyata adalah kasus yang umum terjadi. Tanda-tanda depresi ini terdapat pada 1 dari 5 wanita hamil. Jika Anda atau kerabat Anda menunjukkan tanda-tanda depresi saat kehamilan, hal ini tentunya harus ditangani karena juga dapat menimpulkan dampak kurang baik bagi janin. Segera berkonsultasi dengan psikiater agar Anda mendapatkan terapi dan pengobatan yang sesuai.
Bekerja saat hamil juga bisa menjadi masa yang sulit bagi sebagian wanita. Pertahankan kondisi yang aman dan nyaman saat bekerja agar pekerjaan tidak mengganggu kehamilan Anda. Gunakan pakaian dan alas kaki yang aman dan nyaman.
Saat setelah melahirkan juga dapat membawa perubahan emosional bagi seorang ibu baru. Kehadiran seorang bayi dapat menjadi saat yang menggembirakan namun juga dapat menjadi saat yang berat. Adalah hal yang umum bagi seorang ibu baru jika ia merasa stres. Banyak hal baru yang harus dipelajari dan dilakukan. Ada rasa kekehawatiran karena tanggung jawab yang meningkat sebagai seorang ibu. Hal ini tentu menimbulkan keletihan baik fisik maupun mental.
Setelah melahirkan, tubuh Andapun berubah dengan cepat. Kadar hormon Anda akan berubah dengan cepat, payudara Anda akan memproduksi susu dan membesar. Hal ini terkadang menimbulkan rasa nyeri. Perasaan cemas terhadap keadaan bayi, transisi Anda menjadi ibu dan rutinitas baru, serta tanggung jawab yang baru dipikul ini dapat memicu stres. Terutama jika ini adalah pengalaman pertama Anda menjadi seorang ibu.
Jika setelah melahirkan, mood Anda menjadi lebih labil, merasa sedih dan sering menangis, berarti Anda mengalami apa yang disebut postpartum blues atau baby blues. Hal ini adalah normal. Gejala ini biasanya hilang dalam beberapa hari. Faktanya, 30-75 persen ibu baru mengalami hal ini.
Jika mood Anda turun selama 2 minggu atau lebih, berarti Anda mengalami depresi postpartum. Gejalanya adalah mood yang cenderung depresif, merasa lelah sepanjang hari, kehilangan minat melakukan aktivitas harian, kekhawatiran berlebihan, mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan dan berat badan. Kadang-kadang terdapat pemikiran untuk bunuh diri atau mencelakakan si bayi. Depresi postpartum terjadi dalam kurun waktu 12 minggu setelah melahirkan. Ini dialami oleh 10-15 persen ibu baru. Beberapa studi mengindikasikan bahwa depresi postpartum meningkatkan risiko terjadinya depresi mayor. Ini adalah kondisi medis yang serius, segeralah mencari bantuan psikiater. Berkonsultasilah dengan psikiater Anda. Psikiater akan membantu Anda dengan konseling dan pengobatan yang sesuai. Jika tidak ditangani, depresi postpartum dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun. Dengan berbagi cerita pada teman dan kerabat juga dapat membantu Anda melewati saat-saat ini. Butuh kerja sama yang baik juga dari pihak suami agar hal ini dapat dijalani dengan baik. Jika Anda terlalu letih, mintalah bantuan pengasuh untuk membantu mengurus si bayi. Begitu pula jika Anda juga terlalu letih mengurus pekerjaan rumah tangga, bantuan dari pembantu rumah tangga akan memberikan Anda waktu lebih untuk beristirahat. Berikan waktu untuk diri Anda sendiri setiap harinya, baik untuk membaca, merawat diri, melakukan hobi Anda, atau meditasi.
Saat sang ibu harus kembali bekerja atau melanjutkan kuliah juga dapat menjadi saat yang berat bagi seorang ibu. Tidak mudah melepas sang buah hati saat tiba waktunya Anda kembali bekerja. Tidak hanya berat secara mental namun Anda juga harus memperhatikan kesiapan fisik Anda. Dengan mengenali dan menyadari gejala-gejala depresi yang terjadi serta segera mencari bantuan akan membantu Anda untuk lebih cepat pulih dan bangkit kembali.